OPTIMASI QUERY ATAU SQL TUNING

Gambar
Optimasi Query atau Sql Tuning Optimasi Query Optimasi query adalah suatu proses untuk menganalisa query untuk menentukan sumber-sumber apa saja yang digunakan oleh query tersebut dan apakah penggunaan dari sumber tersebut dapat dikurangi tanpa merubah output. Optimasi query merupakan bagian dasar dari sebuah sistem database dan juga merupakan suatu proses untuk menghasilkan rencana akses yang efisien dari sebuah query di dalam sebuah database. Secara tidak langsung, sebuah rencana akses merupakan sebuah strategi yang nantinya akan dijalankan untuk sebuah query, untuk mendapatkan kembali operasi-operasi yang apabila dijalankan akan menghasilkan database record query. Tujuan dari optimisasi query adalah menemukan jalan akses yang termurah untuk meminimumkan total waktu pada saat proses sebuah query. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan optimizer untuk melakukan analisa query dan untuk melakukan pencarian jalan akses. Menurut Immanuel Chan, berikut ini ada

CULTURE SHOCK


CULTURE SHOCK DI LINGKUNGAN MAHASISWA DAN MASYARAKAT UMUM


A.    Pengertian Culture Shock

            Culture shock atau dalam bahasa Indonesia disebut “gegar budaya”, adalah istilah psikologis untuk menggambarkan keadaan dan perasaan seseorang menghadapi kondisi lingkungan sosial budaya yang berbeda. Istilah culture shock pertama kali dikenalkan oleh Kelvero Oberg pada tahun 1955. Pada awalnya definisi culture shock menekankan pada komunikasi. Oberg mendefinisikan culture shock sebagai kecemasan yang timbul akibat hilangnya sign dan simbol hubungan sosial yang familiar.

Orang-orang yang telah mengembangkan budaya adalah orang-orang yang telah hidup bersama dan saling mempengaruhi satu sama lain. Keseluruhan cara hidup tersebut termasuk nilai-nilai, kepercayaan, standar estetika, ekspresi lingusitik, pola berpikir, norma perilaku, dan gaya komunikasi. Di sisi lain, semuanya adalah cara yang dapat menjamin kelangsungan hidup masyarakat dalam lingkungan fisik dan lingkungan manusia tertentu. Akibatnya, orang-orang yang terbiasa dengan budaya mereka sendiri, namun orang-orang akan butuh waktu untuk terbiasa dengan budaya yang baru atau budaya lain.

            Memasuki budaya yang berbeda membuat individu menjadi orang asing di budaya tersebut saat individu dihadapkan dengan situasi ketika kebiasaan-kebiasaannya diragukan. Hal ini dapat menimbulkan keterkejutan dan stress. Keterkejutan dapat menyebabkan terguncangnya konsep diri dan identitas cultural individu dan mengakibatkan kecemasan. Kondisi ini menyebabkan sebagian besar individu dan mengakibatkan kecemasan. Kondisi ini menyebabkan sebagian besar individu mengalami gangguan mental dan fisik, setidaknya untuk jangka waktu tertentu. Reaksi terhadap situasi tersebut oleh Oberg disebut dengan istilah culture shock.

B.     Culture Shock di Lingkungan Mahasiswa


Kadang memang kita nggak bisa memilih di mana kita bisa tinggal. Kadang keadaan membuat semua itu nggak bisa didapat dengan mudah. Ada keadaan di mana seseorang terpaksa harus pindah ke suatu tempat, mau atau tidak mau. Misalnya saja karena alasan pendidikan, seseorang jadi harus pindah tempat tinggal. Melakukannya tentu akan membuat seseorang menghadapi culture shock. Seperti kata banyak orang, istilah tersebut digunakan untuk menjelaskan sebuah keadaan di mana kita shock karena budaya dan lingkungan yang baru. Saya pun mengalami hal tersebut, karena saya termasuk anak rantau.

Adaptasi sangat ditekankan bagi siapa pun yang ingin menetap di luar tempat tinggalnya. Maka muncul suatu permasalahan yang menimpa individu yang memutuskan untuk tinggal di luar daerahnya, yaitu fenomena culture shock. Banyak mahasiswa yang kuliah di luar daerah mereka(seperti saya) harus mampu menyesuaikan diri dengan budaya setempat, sehingga dapat menjalani proses perkuliahan dengan maksimal.

Culture shock yang dialami mahasiswa baru ataupun mahasiswa rantau :

1.      Bingung nama-nama gedung yang ada di kampus.
2.      Kurang percaya diri.
3.      Makanan atau minuman di sekitar kampus tidak sesuai dengan lidah(saya mengalami hal ini dimana teh yang saya minum di sini dengan teh yang saya minum di rumah rasanya berbeda, rasa teh di sini menurut saya agak aneh).
4.      Khawatir tidak bisa mengikuti pelajaran yang diberikan oleh dosen.
5.      Khawatir jika nantinya tidak ada temen ngobrol.
6.      Penggunaan bahasa yang berbeda dari tempat asal.

C.    Culture Shock di Lingkungan Masyarakat Umum


Dalam fenomena memasuki budaya yang baru terdapat beberapa tahap yang umumnya dilalui individu sehubungan dengan culture shock, antara lain :

1)      Tahap Honeymoon/Euphoria/Fun
Tahap pertama saat seseorang datang ke tempat yang baru, biasanya berlangsung sekitar beberapa hari sampai beberapa bulan. Pada masa ini, seseorang masih terpesona dengan segala sesuatu yang baru. Hal ini ditandai dengan perasaan bersemangat, antusias terhadap budaya baru dan orang-orangnya. Perbedaan budaya masih dianggap sebagai sesuatu yang menarik dan menyenangkan. Namun, apabila seseorang tinggal lebih lama, bisa jadi keadaan akan diikuti dengan menurunnya suasana hati.

2)      Tahap Krisis:Agresif/Regresi/Flight
Pada tahap ini, seseorang seringkali dihadapkan dengan berbagai macam perbedaan budaya yang dapat memicu persoalan yang belum pernah dihadapi sebelumnya. Persoalan ini dapat menimbulkan perasaan agresif, marah pada budaya baru karena dianggap aneh dan tidak masuk akal. Pada tahap ini pula bisa muncul keinginan regresi, keinginan untuk pulang ke rumah, rindu dengan kondisi-kondisi yang ada di tempat asal serta mendapat perlindungan dari orang-orang terdekat(saya pun merasakan hal ini).

3)       Tahap Proses Adjusment
Tahap ini terjadi apabila seseorang mulai bersedia untuk belajar budaya baru. Pada tahap ini, seseorang mulai memahami berbagai perbedaan norma dan nilai-nilai antar budaya aslinya dengan budaya baru yang saat ini dimasukinya. Dan mulai menemukan makanan yang lebih cocok dengan lidah dan perutnya serta mulai menemukan arah untuk perilakunya dan bisa memandang peristiwa-peristiwa di tempat baru dengan rasa humor. Hal ini akan diikuti oleh integrasi dari budaya baru dan mulai menguasai bahasa setempat, semakin mampu menegoisasikan kebutuhan. Dan akhirnya mencapai tahap kemandirian, dimana seseorang mampu menciptakan makna dari berbagai situasi dan perbedaan yang pada akhirnya bisa dinikmati dan diterima.

4)      Tahap Fit/Integration
Tahap yang terjadi apabila seseorang mulai menyadari bahwa budaya barunya punya hal yang baik maupun hal yang buruk, dimana ia harus menyikapinya dengan tepat. Pada tahap ini akan terjadi proses integrasi dari hal-hal baru yang telah dipelajari dari budaya yang baru dengan hal-hal lama yang seseorang itu miliki.

5)      Tahap Re-Entry Shock
Tahap terakhir yang dapat muncul pada saat seseorang kembali ke tempat asalnya. Ia mungkin menemukan bahwa cara pandangnya terhadap banyak hal tidak lagi sama seperti dulu. Pada tahap ini membutuhkan penyesuaian kembali terhadap budaya lamanya sebagaimana ia dulu memasuki budaya yang baru.

            Masing-masing tahap bukan berarti selalu dijalani secara berurut ke jenjang berikutnya. Hal yang mungkin terjadi bahwa seseorang yang telah memasuki jenjang berikutnya masih kembali mengalami jenjang sebelumnyaketika dihadapkan pada persoalan baru dalam penyesuaian dirinya.

Setiap individu menunjukan gejala-gejala yang berbeda saat mengalami culture shock. Gejala-gejala culture shock antara lain:

a)      Perasaan sedih, kesepian, melankolis, merasa frustasi, kemarahan, kecemasan, disorientasi.
b)      Menjadi lebih khawatir tentang kesehatan.
c)      Sakit di beberapa area tubuh, muncul berbagai alergi, serta gangguan-gangguan kesehatan lainnya.
d)     Adanya perubahan tempramen, rasa depresi, merasa lemah dan tidak berdaya.
e)      Perasaan marah, mudah tersinggung, penyesalan, tidak bersedia untuk berinteraksi dengan orang lain.
f)       Selalu menbanding-bandingkan budaya asalnya, mengidolakan budaya asal secara berlebihan.
g)      Kehilangan identitas, mempertanyakan kembali identitas yang selama ini diyakini.
h)      Mencoba terlalu keras untuk menyerap segala sesuatu yang ada di lingkungan baru yang justru dapat menimbulkan rasa kewalahan.
i)        Tidak mampu memecahkan masalah sederhana.
j)        Kehilangan kepercayaan diri.
k)      Rindu rumah, kampung halaman, keluarga, teman dekat, dan lingkungan sekitar rumah.

Dari sekian banyak gejala-gejala culture shock di atas ada beberapa gejala yang saya alami, diantaranya menjadi lebih khawatir tentang kesehatan, kehilangan kepercayaan diri, rindu rumah, kampung halaman, keluarga, teman dekat, dan lingkungan sekitar rumah.

D.     Cara Mengatasi Culture Shock

1.      Kenali tempat baru, maka rasa sayang akan tumbuh dengan sendirinya
Tak kenal maka tak sayang, istilah ini mungkin sangat cocok apabila diterapkan pada lingkungan yang baru kita tempati. Berusahalah untuk mencari tahu hal-hal apa saja yang berbeda di tempat baru. Dari hal-hal yang paling mendasar, misalnya perkataan kasar dan halus. Apabila memungkinkan, travelling sebentar di tempat baru sebelum menetap lama di sana sehingga kita tidak kaget dengan lingkungan tersebut.

2.      Berbicara atau curhat
Jika sudah merasa tidak nyaman dengan hal yang ada di sekitar lingkungan baru, maka ceritakanlah dengan teman sekamar atau jika belum mengenal siapapun di lingkungan baru maka kita bisa menceritakannya kepada teman lama. Ceritakan juga kepada orang tua. Dengan cerita kepada orang lain maka akan meringankan beban yang kita alami.

3.      Membawa makanan rumah
Apabila kita mempunyai lidah yang tidak terbiasa dengan makanan baru, mungkin dengan membawa makanan yang tidak mudah cepat basi menjadi pilihan yang tepat. Hal itu setidaknya bisa mengobati rasa kangen dengan makanan rumah.

4.      Dorong dirimu
Dorong dirimu untuk terbiasa dengan lingkungan barumu. Selain itu, cobalah berteman dengan teman lokal yang membuatmu nyaman. Mungkin dia dapat membantu untuk merasa lebih nyaman dan bisa menjadi tour guide untuk lebih mengenal tempat barumu.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

OPTIMASI QUERY ATAU SQL TUNING

MIND MAPPING

PROGRAM MENU MENGGUNAKAN ARRAY DAN FUNGSI PADA PYTHON